Thursday, September 27, 2012

Bhinneka Tunggang Langgang

Kalau saja manusia bisa meresapi indahnya perbedaan... dan kekayaan abstrak yang diberikannya..

Provokasi. Penolakan. Bentrokan. Kekerasan. Perusakan. Pembunuhan. Pemboman. Semua seolah menjadi santapan sehari-hari. Semua membuat miris, dan saya hanya bisa meringis, melihat kekejaman yang begitu marak di bumi yang kian renta. 

Yang lebih membuat hati teriris, adalah fakta bahwa tidak sedikit dari semua peristiwa itu dipicu oleh perbedaan, atas unsur status sosial, suku, ras, atau agama, bahkan perbedaan keyakinan dalam agama yang sama. Akibatnya, sesama saudara saling menyerang, sesama manusia bersaing menabuh genderang perang.
Mengapa begitu mudah manusia diperdaya kisah bahwa mereka salah dan kitalah yang paling benar?

Mungkin saja saya salah dan sesat, tetapi saya berprinsip, semua agama menuju pencipta yang sama, semua suku dan ras berasal dari karuhun yang sama, Adam dan Hawa, baik itu pengusaha atau pengemis, petani atau PKI, mata sipit atau bertato di kulit, atheis atau rohis, sekuler dan hedonis, semua diciptakan sosok yang sama, dan akan kembali ke alam baka. Jadi siapa kamu, siapa saya, siapa kita, siapa mereka, yang membusungkan dada menunjuk orang lain sebagai yang tercela, agama lain sebagai yang ternoda, suku dan ras lain sebagai yang paling berbisa?

Ironis, perbedaan kini kian meruncing di negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang katanya berbeda-beda namun satu jua. Omong kosong! Percuma Bhinneka Tunggal Ika terbelit di kaki garuda, karena kenyataannya Bhinneka Tunggal Ika sudah lari tunggang langgang, mengubur diri dalam-dalam, letih dicaci dan dilecehkan.

Kalau saja manusia bisa meresapi indahnya perbedaan... dan kekayaan abstrak yang didatangkannya...



Menggali Gali Digali

Gali digali
Jelang akhir tahun anggaran, semua digali
Jalanan, trotoar, hingga selokan ikut digali

Gali digali
Tidak jelas untuk apa semua digali
Jangan-jangan untuk menambah pundi-pundi
Demi gengsi dan kenikmatan duniawi

Gali digali
Sayangnya mereka tak sadar bahwa yang sedang digali
Adalah lubang kubur mereka sendiri

Tuesday, September 18, 2012

Drama Rumahan: Orangtua Bagi Orang Tua

Setiap kali saya mudik ke Bandung, saya menyempatkan diri untuk memandikan Oma. Maklum, di umurnya yang akan menginjak 85 tahun Februari 2013 nanti, Oma sering pusing dan fisiknya pun tak sekuat dulu lagi untuk mandi sendiri. Alhasil, Oma hanya mandi dan keramas kalau salah satu dari anak atau cucunya sempat memandikannya. Di samping itu, Oma memang suka malas mandi belakangan ini, ada saja alasannya untuk tidak mandi.
Saya: "Oma, mau mandi?"
Oma: "Nanti dulu lah, masih kepagian, dingin.."

Tetapi di siang harinya...
Saya: "Oma, mau mandi?"
Oma: "Ga kesiangan ini mandi jam segini?"

Awalnya Oma sering malu karena merasa telah merepotkan dengan harus dimandikan. Namun lama-lama Oma mulai terbiasa. Rambut putihnya tergerai mengkilap, punggungnya yang telah membungkuk bertopang pada dua tangannya yang menapak di pinggir bak mandi, dan sesekali ia tertawa setiap saya melontarkan pernyataan yang memang ditujukan untuk menghiburnya. Namun bukan hanya tawa, acara memandikan Oma juga selalu diwarnai genangan air mata di pelupuk mata saya.

Seperti saat saya kecil, mandi adalah waktu yang paling tidak saya nantikan, tetapi saat sedang dimandikan, saya merasa sangat rileks, bebas berekspresi, dan bahkan tak ingin keluar dari kamar mandi. Begitupun Oma, dia suka curhat saat dimandikan. Pernah suatu ketika Oma menangis sesenggukan karena ia merasa sedih, merasa tidak berguna dan sering lupa, sering teledor, sering membuat kesal tante saya. Segenap kekuatan saya kerahkan untuk menahan air mata ini jatuh, dan tetap mencoba meyakinkannya bahwa semuanya itu wajar, dan kami semua menyayanginya.

Tetapi di kesempatan lain memandikan Oma, walaupun tak ada cerita sedih yang keluar dari mulutnya, setiap kali memandikannya saya selalu berusaha keras untuk tidak menangis. Saya terharu, 30 tahun lalu, Omalah yang berada di posisi saya, memandikan saya, dan memberi saya kata-kata yang menenangkan di saat saya sibuk ngecablak tentang apapun yang saya rasakan di masa kanak-kanak itu. Kini, segala sesuatunya terbalik, saya yang mengguyur air di tubuhnya, menghandukinya, dan memakaikan bajunya.

Dunia sungguh berputar, semua akan kembali seperti semula. Dan suatu saat kita berkewajiban menjadi orangtua bagi orang yang telah membesarkan kita.

Monday, September 17, 2012

We All Need Vitamin C

EsterC, Vitacimin, Vitalong C, you name it, yes, they are all vitamin C. And yes, we all need vitamin C to stay fresh and healthy. 
But now I'm talking about other C's that are not less important in life: Choices, Chances, Changes. Because you see...:

You must make CHOICES and take all the CHANCES or in your life there won't be any CHANGES.

Those are what life is about. But don't take it too seriously, those vitamin C won't make us get out of here alive anyway ;p